BLEACH




Huwah… akhirnya ma baca komik bleach juga, sebagai penggemar anime tentu aja ma termasuk rada katrok *he…*. Dulu si sering baca ulasan bleach di animons, cuman gara2 gambarnya ichigo yang kemana-mana bawa blakas raksasa *buat nektek lawar mungkin* ma jadi ngerasa ni anime kayanya berantem mulu. So jadi ogahan juga buat ngikutin, apalagi jaman ntu temen ma kaga ada yang punya pilem or komiknya *peminjam sejati*. Tapi jaman kemudian berubah, di indosiar ada pilemnya nd ternyata lutu banget, mana baru2 ini temen ma ada yang minjem komik bleach so ma ikut2an minjem, *ho2!*. Ma suka banget sama kata-kata yang ada di komiknya *hoh…* check this out guyz!


Orang bisa memiliki harapan karena kematian adalah sesuatu yang tidak terlihat
*kita bisa berharap karena kita belum tahu seberapa banyak air mata yang tercurah saat harap itu terlelap*

Kalau aku hujan apa aku bisa terhubung dengan hati seseorang seperti langit dan bumi yang terhubung tanpa pernah menyatu? [memories in the rain] *mengharukan… inget waktu ldr, long distance relationship sama beruang kutub, hax2!*

Aku tidak bisa melindungimu kalau tidak memegang pedang. Tapi saat memegang pedang aku tidak bisa memelukmu [right arm of the giant]
*coba kalo ada cowo yang bilang gini ke ma, huwoooh*

Benar, kita tidak punya takdir. Hanya orang-orang yang salah langkah dan tenggelam dalam ketidakpedulian serta rasa takut saja yang jatuh dalam arus keruh yang disebut takdir [the death trilogy overture]
*hima like this*

Kita tidak boleh menangis karena menangis adalah kekalahan raga terhadap hati dan hanya membuktikan bahwa kita tidak bisa mengendalikan hati [the broken coda]
*widih gagah*

Ya, kita semua punya angan-angan terbang di angkasa
*ya, saya juga begitu, ho2!*

Walau merentangkan tangan, menembus awan, menerobos angkasa, serta menggapai bulan dan planet mars, kita masih belum sampai pada kebenaran [tattoo on the sky]
*widih canggih*

Bunga di tebing terlihat indah bagi kita karena kita hanya berani melangkah sampai ke tepinya. Karena kita tidak bisa melangkah ke angkasa seperti bunga yang tidak punya rasa takut itu [flower on the precipice]
*meski bunga berada di tepi tebing, aku tetap manganggap itu semua indah, aku tidak pernah menyadari saat ingin memiliki bunga itu aku harus rela jatuh merapuh pada tebing yang tak indah, tsaaah*
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

GADIS MALAIKAT DAN SEKOTAK CDM




Saban hari ma lagi beres2in beberapa dokumen *taela* nd tanpa diduga ternyata ma nemu coretan usang yang ma tulis waktu latdas kmpa dulu *latihan dasar kelompok mahasiswa peduli aids*. Jadi gini, waktu itu kita sempet disuruh oleh para senpai tercinta buat beli cdm nd nulisin pengalaman kita saat beli cdm plus cara makenya. Ma yang waktu itu *nd ampe karang* lagi tergila-gila banget sama raditya dika tentu ajah bikin crita yang terinspirasi banget dari gaya nulisnya. Tanpa diduga, ternyata yang nulis cerita entah terbae or teraneh malah disuruh maju ke depan buat ngebacain tu crita di depan ratusan calon anggota nd puluhan senpai nd the worst problem is... ma adalah salah satunya. Ma bacaen pengalaman beli cdm sedangkan sakta, temen kampus ma yang laen bacaen cara penggunaan cdm cewe. Gimana nasip kita yang ditunjuk maju ke depan? Tentu ajah malu, nd inilah cerita memalukan tersebut...

*ma lupa waktu itu ngasi judul apz, he...*
Alkisah di seputaran kota denpasar, tinggalah gadis perantauan yang sederhana dan bersahaja. Sebut saja cipta [nama panggilan disamarkan]. Gadis perantauan yang rajin belajar, tidak sombong dan rajin menabung [terutama di pagi hari] ini berasal dari gianyar rock city yang bukan merupakan kota penghasil cdm [gada hubungannya si]. Well, to make long story short, cipta mengikuti kegiatan kmpa yang mengharuskan anggotanya membeli cdm. Boro-boro beli cdm, liat aja ga pernah. Secara, mulai dari anime favorit macem sailormoon, wedding peach, gals, crayon shinchan ampe naruto, blom ada yang bahas tentang cdm. Amat sangat teramat ga mungkin jurus seribu bayangan naruto berubah jadi jurus seribu cdm [he2!]. Ga hanya itu, mulai dari bacaan favorit macem komik, kambing jantan, cinta brontosaurus, ampe radikus makan kakus gada pembahasan tentang cara beli cdm. Tahu si cdm itu buat nampung sperma, tapi jadi ngebayangin cdm itu akuarium mini yang di dalamnya ada banyak kecebong jadi-jadian [he2!]. Tapi dengan didorong oleh keinginan luhur untuk menjadi anggota kmpa yang budiman, berangkatlah cipta bersama teman sejawatnya, sebut saja bunga [nama asli disamarkan] ke sebuah apotek di kawasan w**********g [nama tempat disensor]. Cipta pun menyusun strategi untuk menjaga reputasi, bersama dengan teman sejawatnya cipta berencana mengenakan helm ke dalam apotek, hal ini bertujuan untuk menyamarkan wajah cipta dari kejaran hima lovers [sebutan untuk kaum fans fanatik hima, ho2... narciss stadium IV], apa kata dunia bila seorang cipta yang lugu, bertampang malaikat berhati bejat membeli cdm? Ini keajaiban alam, aku mempercayainya. Sempat terpikir strategi untuk menutup kaca helm, biar muka ini bener2 ga keliatan, tapi jadi susah napas, bisa mati lama2 kaya gitu, siapa tahu besok di koran ada tulisan gede2 ”SEORANG GADIS MANIS TEWAS MENGENASKAN SEBELUM MEMBELI CDM” ga konkret banget khan? Akhirnya setelah melakukan analisis swot gazebo [ga zelaz bo] cipta hanya memakai helm tanpa menutup kaca helm, tinggal bilang ”kita ada di bulan, kita ada di bulan” asli deyh kaya astronot pencari cdm [he2!].

Di dalam apotek hanya ada cipta, bunga dan 2 gadis tak berdosa penjual cdm [sebut saja gtbpc]. Gtbpc bilang ”beli apa? Mungkin barang yang dicari ada di belakang” seraya menunjuk rak-rak berisi segala macam obat kecuali obat nyamuk. Cipta pun melihat dengan seksama, dimanakah sang cdm berada. Akhirnya kelihatan sederetan cdm yang bermerk fiesta nd sutra. Cipta dan bunga saling menatap, menanti siapa yang akan ngomong. Cipta diam seribu bahasa, demikian juga bunga. Keheningan pun tercipta di tengah keramaian. Sempat terpikir mau nanya sesuatu buat memecah keheningan ”mba, mba jual cangkul ga?” tapi sepertinya buang2 waktu saja. Cipta pun bersabda dengan sok tegas ”mba, kita ada tugas buat beli cdm negh” tyuz si gtbpc dengan senyam-senyum gazebo bilang ”oya, gapapa dik, bilang aja daritadi” seraya nunjuk sederetan cdm yang kemasannya lucu2. Sesuai dengan slogan kelompok cdm ”kondooooom....sutralah” cipta mau membeli cdm bermerk sutra, tapi setelah melihat kemasannya yang ga menarik kalo gamau dibilang norak, cipta pun milih cdm fiesta rasa stroberi [hihi, lutu juga]. Gtbpc pun mengambil cdm tersebut nd meminta tagihan rp 4500, harga yang setara dengan nasi bungkus jika ditambah rp 500 perak. Cipta dan bunga pun keluar dari apotek tersebut. Cipta masih belum percaya kalo cipta dah gede, dah bisa beli cdm, tapi ini keajaiban alam, aku mempercayainya.

Weleh2 ternyata tulisan ma jaman dudul *nd ampe karang* garing yax? *hax2!*
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

FEROMON MATA ITU



Terduduk di depanku
Serpihan kaca-kaca
Bahkan rapuh jika tersentuh
Terlihat di matamu
Cinta, apa aku melukaimu lagi?
Atau aku melihat luka yang berdusta lagi?
Entahlah. Saat ini aku ingin memelukmu

Berdiri di depanku
Lelaki tegap tak berdaya
Memaksa tersenyum serupa aku
Terlihat di matamu
Cinta, apa saat itu aku melukaimu pertama kalinya?
Atau aku melihat luka yang berdusta?
Entahlah. Saat itu aku ingin beranjak
Meninggalkanmu dengannya
Beranjak sepenuhnya tanpa hati

Masih dengan mata itu
Tersuguh sebongkah hatiku yang tertinggal
Terlihat begitu hangat. Mempercayaimu. Ragu.
Tidak. Kau menjaga hatiku untukku.
Tidak. Kau datang ke masa ini untukku.
Tidak. Kau tidak akan melukaiku.
Terlihat di matamu
Entahlah, kau boleh mendekapku sekarang

Sorot luka dari matamu
Adakah dari masa lalu kita?
Iya. Kau punya feromon. Aku punya dosa.
Aku pernah melukaimu. Lukai aku sekarang.
Saat aku benar-benar mencintaimu
Lukai aku sekarang. Dengan mata yang lemah menawan.
Lukai aku sekarang. Dengan mata yang rintih menjerat.
Lukai aku sekarang. Dengan mata yang penuh luka.
Feromon mata itu
Adalah luka yang penuh dusta
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

TERHENYAK LENYAP



Malam, aku akan tidur
Mencoba mencari mimpi, yang telah aku tinggalkan
Aku lupa dimana meletakkannya

Pagi, aku akan bangun
Mencoba mencari di alam nyata, apa yang telah tiada
Aku lupa kapan menghunusnya

Malam, kini aku tertidur
Mimpi melemparkan sesosok putih
Mungkin malaikat
Mendekapku sebisanya
Tapi ragaku menghempasnya
Putih itu lenyap
Aku terhenyak, apa?

Pagi, kini aku terbangun
Nyata menghunus mimpi yang kuhempas
Mungkin kuhunus sebisaku
Agar mati dalam abadi
Tak kusangka ragaku sebegitu hebat
Luka yang berdusta
Aku terhenyak, apa?

Pagi, malam, teruslah berjalan
Bawa aku dalam mimpi dan nyata
Biarkan aku berjalan sepenuhnya tanpa hati
Ringan. Lepas. Hempas. Indah.
Mungkin aku sempat terhenyak,
Ada yang hilang?
Entahlah...
Setahuku, aku telah melenyapkannya.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

SANG PERFEKSIONIS MENGHAPUS AWAN




aku selalu menunjuk langit
lebih indah dari apa pun
tapi aku selalu menunjukmu
paling indah dari apa pun
sederhana yang sempurna

kau membelai wajahku
dengan mata yang senyap
aku terdiam. Langit tak kelam.
kau berkata wajahku sempurna
terhenyak lega batinku

aku beranjak menginjak jera
masih, masih dengan inginku
menunggu kepakan sayap dari punggungku
agar aku bisa mendekapmu
lebih sempurna dari ini

kau jerat resahku
mendekapku dan berkata,
”dekaplah aku dengan tangan kecilmu
tangan kecilmu menumbuhkan sayap kecil
pada punggungku”
aku terdiam. Langit tiada kelam
terhenyak lega batinku

suatu ketika pada waktu yang tak abadi, kenapa?
punggungmu mengecil dari tempatku terdiam
seketika menangis, kau pun berbalik
menyentuh wajahku pelan
aku berharap sempurna masih ada
Tidak. Kau bersabda tiada kedewasaan
sempurna yang lekang
Hilang. kisah berakhir. Di sini. Di tempat yang sama

Aku terduduk rapuh
Menangis pada blue wind yang tak koyak
Menangis pada perfect blue langit yang tak jenuh
Menangis padamu yang sempurna
Terlalu sempurna.
Pada ragaku yang hina
Terlalu hina.

aku membutuhkan awan
untuk menghangatkan batinku
tapi kau
sang perfeksionis
menghapus awan dari hamparan langit yang kau anggap
SEMPURNA.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

AKU MAU JADI MAUMU




Aku tau
Aku bukan maumu
Ga mau tau.
Kamu harus tau
Aku mau jadi maumu

Kamu tau
Kamu emang mauku
Kamu ga mau tau
Aku mau
Jadi maumu
Pokoknya aku mau jadi maumu.

Aku tau kamu ga mau
Aku mau kamu ga tau
Kalo aku bukan maumu
Uda tau?
Mutlak.
Aku mau jadi maumu

Kamu tau aku ga mau
Ga mau ga jadi maumu
Ketahuan mau
Aku tau aku bener-bener mau
Mau jadi maumu.
Kamu mau aku bener-bener tau
Ga mau tahu aku.

Uda tau kalo aku udah mau?
Kamu harus tau banget
Aku mau jadi maumu.
Titik.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

RERUNTUHAN WAKTU SANG ANDROID ADENOID




Terpaku dungu resapi lukisan ini
Sama...
Punggung bersayap hitam yang mengecil
Dari raga yang perlahan hina
Diam. Terusik. Hantam bisik. Beranjak


Rebahkan raga ini bisu
Dendangkan janjimu untuk akhir fakir
Akan tertutup mata
Terbuka angkuh rasa
Cinta itu dusta. Luka.
Dekapan itu terlelap. Dungu.
Mimpi itu mati. Hati.
Terhenti...


Raga ini hampa
Dibekukan ingin
Ambil jiwaku, rampas mimpiku, injak rasaku
Musnahkan ingatanku
Tentangmu.


Terlahir android
Akan menatapmu kosong. Angkuh.
Akan melupakanmu. Lepas.
Akan menghunusmu. Sungguh.
Masih berani berdiri di hadapanku?
Raga ini yang akan menjemputmu
Menghentikan denyut angkuh aortamu


Terkisah mata kosong androidku menatapmu
Angkuh teguh. Camkan. Hempas kalah.
Raga elokmu yang palsu kemilau
Matamu sama
Lemah menawan
Merajuk reruntuhan waktu yang telah kubuat binasa
Teringat masa...
Saat kau menyuguhkan sebongkah hati
Berlimpah mimpi membuka pintu langit
Saat kau menukik waktu menimang abadi
Mengacaukan dimensi perih
Kau tahu seberapa tinggi angkuhku
Kau tahu seberapa hebat teguhmu
Kacau. Aku bahagia bersamamu.


Air mataku bahkan menghapus debu daguku
Tidak. Aku telah menjadi android
Iya. Wajahku tampak adenoid untuk seutuh android
Bukan. Bukan seutuh android. Serapuh android
Hentikan. Aku telah membinasakan waktu
Di hamparan ini raga androidku
Akan membuka celah langit
Dan membuangmu dalam black hole terhina
Tapi apa?
Reruntuhan waktu ku genggam erat
Aku masih punya air mata dalam raga androidku
Wajahku. Wajahku. Wajahku.
Begitu adenoid
Bodoh.


Dalam raga androidku
Matamu memanggil masa itu. Waktu kita.
Air mata ini masih mengingatmu
Aku android adenoid
Kacau.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS