#JANGANLUPACEBOK


Kalian tahu ga sih gimana rasanya impian kalian dari kecil bisa terwujud? Rasanya tuh kayak capek ngeden habis pup, terus tiba-tiba dicebokin sama Edward Cullen…

*pembaca membatu*


Okeh abaikan kalimat pembuka di atas. Jadi, singkat cerita nih, imipian ma dari kecil bukan jadi dokter. Tapi jadi penulis. Iya, penulis.

Impian ma jadi penulis ni ga semulus jalan ma buat jadi dokter. Cerpen ma pernah 5 kali ga dimuat di majalah story. Padahal, kata temen-temen ma, cerpen ma keren abis.

*Temen-temen imajinasi di sekitar ma sih maksudnya…


Ma juga pernah kalah lomba cerita creative comedy yang katanya, jurinya adalah raditya dika. Sialan. Padahal, kata temen-temen ma, cerita ma lucu abis.

*Temen-temen ma, yang ma sodok pake samurai tiap kali ma tanya sih…


Waktu itu ma sempet depresi, apa ma berhenti aja mimpi jadi penulis? Apa lebih baik ma mimpi basah aja? Eh, sori barusan habis baca komik hentai.


Oke, kita serius lagi. Dan saat depresi itulah ma lagi chating sama abang koas racun, dr. Andreas Kurniawan. Entah kesambet apa, dia bilang

“who cares bakal menang apa nggak

you wrote something, that's the most important part”



Ma pun berlinang aer ketuban. Ma ga boleh berhenti nulis! Ma ga boleh berhenti bermimpi! Ma juga ga boleh berhenti berusaha! Yosh!


Ma pun memutuskan bikin naskah lagi, di sela-sela masa pengangguran ma nunggu masa internship. Saking semangatnya, saat itu ma bikin dua naskah sekaligus! Naskah genre comedy dan naskah lomba teenlit romance. Ma nanya-nanya ke dr. Andreas syarat-syarat pengiriman naskah apa aja. Dan naskah comedy terlarang itu pun ma kirim via email ke mediakita.


Enam bulan berlalu, naskah yang ma kirim ke mediakita tak jua berkabar. Belum lagi naskah teenlit romance ma ga menang. Padahal naskahnya ma ukir dengan pilihan kata-kata yang amat puitis. Ma pun putus asa. Waktu itu sempet mikir, jadi penulis? Ya, udahlah yaaa…


Beberapa bulan berikutnya, setelah ma jadi dokter internship yang lagi jaga sore di UGD, ada sms masuk. Dan itu dari editor mediakita! Intinya, Ma dikabarin kalo naskah ma bakal digabung sama koas kedokteran gigi dan koas kedokteran hewan. Kebayang ga, gimana bahagianya? Saking bahagianya, pengen rasanya ma ciumin satu-satu semua koas ganteng di UGD

*eh, nyium kok milih*

Seiring berjalannya waktu, ma baru tahu kalo ternyata dr. Andreas juga ikutan. Ceritanya jadi surprise character gitu. Kyaaaaa!!! Seneng banget rasanya! Alna ma emang sempet ngebet pengen nulis bareng dia. Yatta!!!


Oya, ini ma tumben posting di blog kan buat promo yak. Tapi udah sepanjang ini kenapa ma baru nyadar kalo ma daritadi malah curhat T_T


Okeh, jadi singkat cerita, judul buku keroyokan kita itu CEBOK.

Mau tahu buku kita tentang apa? ini dia bahasannya…

*tadaaaah…



CEBOK? APA SIIIH…

Buku panduan buat cebok yang bener? Bukan.

CEBOK itu Cerita Bodor Koas. Cerita tentang gimana konyolnya pengalaman koas dokter umum, koas dokter gigi, dan koas dokter hewan ^^



Bedanya sama buku koas lain?

CEBOK ditulis keroyokan oleh penulis2 beda fakultas. Ada yang dari fakultas kedokteran, kedokteran gigi, dan kedokteran hewan. Meski beda fakultas, semua penulisnya memiliki kesamaan jiwa. Sama-sama sakit jiwa maksudnya.


Penulisnya sapa aja?

Penulisnya empat orang, seorang putri salju dan 3 kurcaci homo, mereka adalah:

1. Andreas Kurniawan (penulis Buku Ajar Koas Racun 1, 2). Dialah si Koas Racun yang sudah melegenda. Jangan ngaku koas gaul kalo belom tahu koas racun


2. Tomy Aryanda (penulis K.O.A.S). Dialah si Koas Gigi Sinting yang ga lulus-lulus, jadi jangan ngaku paling lama koas kalau belom melampaui sesepuh yang satu ini.


3. Rifky Rizkiantino anak FKH. Jangan ngaku kumismu seksi kalau belom liat kumisnya Rifky


4. Hima Cipta si Koas Salah Gaul penuh Himajinasi. Jangan ngaku cantik kalau belum liat putri salju yang satu ini. Fufufu *tawa licik



Ceritanya tentang apa?

1. Andreas Kurniawan bercerita tentang pengalamannya saat penelitian ke pedalaman NTT. Tiap halaman bisa bikin kita senyum-senyum dan ketawa sendiri. Bikin kita menderita skizofrenia hebefrenik.

2. Tomy Aryanda bercerita tentang susahnya lulus di kedokteran gigi, mulai dari nyari pasien, diskusi, dan ujian yang diceritakan dengan sangat konyol. Pasti pengen ngulang baca untuk kedua kalinya. Sama kayak penulisnya yang selalu ngulang ujian. *jleb

3. Rifky Rizkiantino bercerita tentang gimana kuliah di kedokteran hewan. Adanya ilustrasi gambar bikin tulisannya tambah greget. Segreget kumisnya.

4. Hima Cipta bercerita tentang gimana rasanya ospek dan pengalaman koas di beberapa lab: neuro, obgyn, dan bedah. Himajinasinya dalam bercerita meyakinkan orang-orang bahwa dia bukan manusia, dia adalah alien hasil perkawinan antara Spongebob dan Sailormoon.


Mahal ga?

Engga! Bukunya cuman 44ribu dengan tebal 234 halaman! Saking tebelnya, habis baca bukunya kalian bisa robek kertasnya buat cebokan.


Kenapa harus beli buku ini?

Karena melewati koas tanpa cerita, bagaikan melewati pup tanpa CEBOK!

CEBOK! CEBOK! CEBOK! Ha! Ha! Ha! Ha! Ha! Ha!

*tuh khan, cherrybelle aja suka…



Nb: postingan ini mengandung kutukan,

Jadi, kalo kalian:

Ga beli cebok>> tititnya bakal gatel seumur hidup

minjem cebok di Hima>> bakal ketularan jomblonya


last but not least, ma berhasil ngasi cebok ke ernest pas tour ilucinati di bali umumumu >_<



Jadi beli sekarang! Dan bantu promo buku cebok ini yaaa… sankyuu…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

LANGKAH TANPA MASA


Detik ini aku ingin melangkah, jadi biarkan saja
jangan membuat garis untuk aku susuri
entah garis masa depan
atau...
garis masa lalu...

karena aku hanya ingin melangkah
bukan untuk  meninggalkan, mengejar, atau melukai
bukan untuk ditinggalkan, dilupakan, atau tidak diingat sama sekali
bukan untuk melangkah menuju masa depan
atau melangkah kembali ke masa lalu
karena aku kini mulai melangkah, ketika aku melihatmu,
melambaikan tanganmu...

tangan yang sempat aku lupakan
dan kini aku rindukan
sangat...

kamu ada di belakangku... di masa laluku tepatnya...
kini kamu menghadang di depanku... mungkinkah di masa depanku?

aku ingin berlari, dari masa lalu kita, tempat kamu meninggalkanku
tapi aku juga ingin berdiri saja di sini, mungkin di masa depan ini
sekali lagi, aku ingin merasakan tangan itu...

jadi biarkan aku melangkah secara acak
tanpa melihat kamu di masa lalu, di masa depan
karena itu semua akan membuatku terlihat konyol

aku akan melangkah, mencoba melangkah...
aku ingin merasakan tangan itu sekali lagi,

jadi jika kamu tidak ingin menggandeng tanganku,
jangan pernah sekali pun mencoba melambaikan tanganmu,
mengulurkan tanganmu,
dan menggandeng tanganku,
karena aku,
pasti akan selalu menyambut tanganmu...

mungkin terlihat konyol jika aku melangkah di jalan yang sama. Tapi tidak.
Sesuatu yang salah tidak untuk DITINGGALKAN,
tapi aku kembali melangkah, karena ada sesuatu yang ingin DIPERBAIKI...

[ciptanirmala, 
untuk kamu yang kini sedang membuatku sesak napas, atau tertawa, saat membaca tulisanmu,
tulisanmu yang ternyata masih mengingat kenangan kita]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

SEDERHANA SAJA, AKU MENGAGUMIMU



Hari itu, musim panas yang biasa saja
Langit yang biru, laut pun masih biru
Hanya saja, suara deburan ombak tidak sekencang biasanya,
Ini semua terlalu sederhana.

Kemana suara angin laut yang meniup deburan ombak?
Suara deburan ombak kali ini terlalu biasa saja
Untuk aku yang sedang menunggu orang luar biasa,
Huff! Aku mengingat itu lagi, aku cemas!

Aku pun memasang headsetku, mengganti lagu deburan ombak dengan mp3 playerku
Menekan tombol next, next, next
Hingga aku mendengar lagu gomen ne summer JKT 48,
Mendengarkan lagu, tapi masih memandang tepi laut musim panas,
Sambil menghitung deburan ombak yang biasa saja,
Satu. Dua. Tiga. Empat. Lima. Enam.
Hingga hitungan deburan ombak yang keenam
Ponselku bergetar

Aku sudah di depan. Memakai baju putih.

Pesan yang sederhana saja
Tapi membuatku menggenggam erat ponselku
Tapi membuat aku yang daritadi duduk, kini melangkah
Aku pun berusaha melangkah sederhana saja, tidak terburu-buru
Karena aku ingin membuat semuanya terlihat biasa saja
Meski detak jantungku tidak biasa

Aku melihatmu, mengenakan T-shirt putih yang biasa saja
Aku berusaha menjaga perasaan ini seputih mungkin
Putih yang biasa saja, sama seperti T-shirt putihmu
Tanpa semu merah, atau kelam rapuhan hati
Ayolah, aku harus membuat semuanya sederhana saja

Kamu menyapaku, lebih luar biasa dari yang biasa saja
Sederhana saja, kamu membuatku nyaman,
Seolah kita adalah teman lama
Meski sebelumnya, aku tak pernah melihatmu langsung
Apalagi kamu melihatku langsung
Ya, sederhana saja
Ini pertama kalinya kita bertemu.

Pertama kali bertemu, setelah kita bercakap-cakap melalui tulisan
Setelah semua percakapan konyol itu selalu membuatku tertawa,
Meski aku telah membacanya berulang kali, mungkin enam,
Dan sekarang kamu ada di depanku,
Lebih luar biasa dari enam kali aku tertawa membaca semua percakapan kita.

Aku mengajakmu ke tepi laut,
Karena hari ini deburan ombak biasa saja
Aku harap bisa membuat gelombang pasang di hatiku juga biasa saja
Hingga kamu berbicara banyak hal
Sederhana saja,
Tentang hobimu, pekerjaanmu, kegiatanmu
Tapi membuatku tak bisa berhenti tertawa
Inikah dirimu yang sebenarnya?
Lebih luar biasa dari enam kali aku tertawa membaca semua percakapan kita.

Kamu pun memamerkan kecepatan tanganmu
Memainkan kartu,
Juga memainkan gelombang pasang di hatiku
Yang perlahan, mengkhianati deburan ombak di depan kita
Yang biasa saja, yang sederhana saja
Ah, bagaimana ini, gelombang pasang di hatiku berkhianat, memberontak
Sederhana saja, hatiku sedang mengagumimu, ya?

Kamu bicara lagi, kamu memainkan kartu lagi
Aku tertawa lagi, tertawa lagi, dan tidak bisa berhenti tertawa
Hingga satu jam penuh tawa itu berlalu
Kamu terburu-buru melangkah menuju bus yang siap melaju
Tidak seperti aku yang tidak mampu melangkah lagi
Aku terdiam, hanya melihat kamu berlalu di pintu.

Aku tidak mengucapkan sayonara, tidak juga melambaikan tangan
Tidak juga mengucapkan suka.

Tidak, tidak. Aku tidak ingin seperti itu.
Aku ingin membuat semua ini sederhana saja,
Aku mengepalkan tanganku di dada
Mencoba menghentikan gelombang pasang hatiku,
Berhentilah, aku tidak bisa, tidak juga orang luar biasa itu
Karena bus itu kini telah melaju
Menuju suatu kota, dimana seseorang telah menantinya
Aku menyukainya, tapi aku ingin membuat semuanya sederhana saja,
Jadi akan kukatakan dengan sederhana saja,
Aku tidak bisa menyukaimu,
Dan aku tak bisa berhenti mengagumimu


Maafkan summer cinta ini
Meskipun hanya teman terasa sedih
Hanya angin laut yang sejak dari dulu
Bertiup menujumu, maafkan summer
[gomen ne summer JKT48]
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

JEJAK-JEJAK SAYAP NATHAN



Melihatmu, adalah tentang sepasang sayap tak terdekap
senyummu, adalah kilauan sayap rapuh tersentuh
kau yang tak peduli, adalah sepasang sayap tanpa kepak
dan kau yang pergi, adalah sayap yang mengepak terlalu jauh
jauh,
hingga ragamu tiada
tidak dengan jejak-jejak sayapmu
ada,
di sini, di hatiku, 
ketika begitu tulus terucap
Otanjoubi omedetou ne, Nathan.

~special for my favourite writers, 
Whindy Puspitadewi
[Let go]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
POSTINGAN SEORANG PENGANGGURAN INTELEKTUAL

Setelah sekian lama ma bermeditasi di 13 lab sebagai dokter muda. Akhirnyaaaa... ma bisa posting lagi di blog yang punya banyak secret admirer ini, hohoho... baiklah cemaan2, kalian pasti sangat merindukan kehadiranku, dan tentunya keunyu-unyuan blogku, hohoho....

Postingan ini ma bikin dalam rangka memperingati ma yang udah yudisium, ehem, so nama ma sekarang adalah... ehem2... uhuk2... Eheeeem...

dr. Ni Nyoman Hima Cipta Nirmala, S.Ked.


horeeeeee!!! *dewa-dewa menurunkan hujan bunga*

Puahahahahaha!!! Jadi ma udah mengakhiri pertapaan sebagai dokter muda nd udah yudisium sodara-sodara! Seneng? Seneng duooong malah ma suka nyombongin diri. Ini terjadi ketika saban hari temen ma ngasi surat undangan kawin.
Ma: ini kenapa coba di surat undangannya masih pake nama Hima? Pake nama dr. Hima dong...
Temen2 ma: membatu *pura2 ga denger*

Perjalanan ma ketika menjalani pertapaan sebagai dokter muda agak sad ending. Gara2 kkn yang diadaen di tengah2 masa dokter muda, jadilah ujian interna ma diundur setelah lab terakhir. Benernya nih, ma bisa ngambil tu ujian pas liburan lab mata, berhubung pas liburan lab mata, ada event jejepangan plus seminar raditya dika, jadilah ma khilaf ngundur tu ujian, hohoho ... berhubung kalian pasti kangen, ma aplod foto ma waktu itu yaaa... emuuuah...

Kumpulan dokter muda galau interna

Cita2 ma dari kecil akhirnya terwujud! Jadi sailor venus! Hohoho...


Saatnya pameerrr!!! Untuk kedua kalinya ma fotoan sama radityadika, hohoho...

Emang sih ma boleh hepi cuz udah yudisium tapi perjalanan untuk menjadi dokter ga berhenti ampe di sini. Setelah yudisium kita emang boleh wisuda tapi setelah wisuda apa udah boleh kerja? Jawabannya tidak sodara-sodara. Ma masih harus ngikutin rentetan ujian yang namanya UKDI [Ujian Kompetensi Dokter Indonesia], ibaratnya sih kaya ujian nasional anak sekolahan. Soal-soal UKDI ni sumpah hebat banget loh! Sekali baca bisa bikin mata juling, mulut berbusa, retardasi mental, syukur-syukur ga ada tiang infus di samping ma. Kalo ada, ma udah gantung diri di tiang infus kaleee *huwoooh...*

Karena ma udah yudisium, udah punya gelar tapi ga bole kerja, liburan panjang buat nunggu wisuda tapi masih belajar buat UKDI, maka dari itu ma nyebut diri ma pengangguran intelektual. Ga kerja tapi belajar. Hell yeah, long life learning.

Kondisi ma yang memprihatinkan ini pun ngebikin ma gampang dibully balik ketika ngejek2 temen SMA ma. Salah satunya ayuk, dia adalah piaraan kesayangan ma, hax2!
Ma: ya ampun yuk, follower twittermu baru dua digit? Baru 13 orang? Puahahahhaa... *ngakak*
Ayuk: yaiyalah folower twittermu ratusan ma. Khan kamu ga ada kerjaan. Khan kamu pengangguran. Jomblo lagi. Ngahahahhahhaha... *ngakak puas banget*
Ma: membatu *pura2 mati suri*

Jadi begitulah kegalauan ma sekarang. Udah pengangguran. Jomblo lagi. Syuuuu....
*gulungan daun menggelinding*
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

KENAPA AKU MENYUKAI HUJAN



Ada dua alasan kenapa aku menyukai hujan. Pertama, hujan menyamarkan bayanganku yang selalu menatapnya. Kedua, hmmm, kau harus mendengarkan ceritaku terlebih dulu.
Aku berkata pada peri-peri kecil di sekitarku yang tampak murung karena sayap kecilnya basah kuyup oleh hujan. Mereka mencoba berulang kali mengepakkan sayapnya tetapi gagal. Aku pun tertawa kecil, dan tawaku terhenti. Bayangan seorang lelaki di seberang jalan, yang wajahnya seperti malaikat nampak bercahaya di tengah hujan. Lelaki inilah yang akan aku ceritakan pada peri-peri ini. Lalu, hujan nampak lebih deras dari sebelumnya. Inilah alasan kenapa aku menyukai hujan. Menyamarkan bayanganku, yang selalu menatapnya. Dia yang selalu berdiri di seberang jalan setiap hujan, wajah yang tidak tampak jelas, tapi aku melihatnya samar seperti malaikat.

Dia selalu berdiri di seberang jalan, selalu saat hujan, bukan agar kau bisa menyamarkan bayanganmu. Justru dia yang ingin menyamarkan bayangannya. Mengawasimu.

Salah satu peri, peri imajinasi, berkata padaku. Aku hanya tersenyum. Apakah dia juga diam-diam menyukaiku? Apakah ini alasan keduaku menyukai hujan? Hujan menyamarkan bayanganku, sehingga dia bisa diam-diam mengawasiku? Entahlah...

Bisakah kau menciptakan debu peri di sekelilingku? Agar aku nampak lebih bercahaya untuknya. Bisakah kau menebar debu peri di kedua kakiku? Agar aku bisa terbang ke arahnya lalu menyampaikan perasaanku. Karena aku, tidak memiliki sayap.

Peri-peri kecil itu mengepak-ngepakkan sayapnya sekuat tenaga. Tapi sayapnya yang basah kuyup tak bisa mengepak. Tak juga bisa memunculkan kilau debu peri. Namun salah satu dari mereka, peri hujan, berbisik padaku.

Sayap kami tak bisa mengepak ketika kehujanan. Tak juga debu peri. Apakah kau benar-benar ingin menyampaikan perasaanmu? Hari ini hujan, aku memiliki kekuatan radar neptunus, yang membuatmu bisa membaca perasaan dalam pikirannya. Hanya dengan menutup mata, membuka mata hati.

Aku mengangguk, peri hujan pun memutari kepalaku berulang kali, hingga tercipta percik kilauan biru, yang setiap aku mengerjap, terasa masuk ke dalam mataku. Lalu ke mata hatiku. Hujan pun semakin deras, terdengar mengetuk-ngetuk jendela di depanku lebih sering. Lebih keras. Berlomba dengan denyut jantungku. Lebih sering. Lebih cepat. Apakah ini saatnya aku menyampaikan perasaanku? Aku pun memejamkan mata.

Kamu siapa? Apakah kamu juga berteman dengan peri-peri? Kamu tampak bercahaya dari sini, hebat sekali peri-peri milikmu. Bisa menebar debu peri, bahkan ketika hujan.

Aku membuka mataku. Menatapnya. Di tengah hujan, samar, dia nampak tersenyum. Dia mendengarku! Aku pun menutup mata lagi. Membuka mata hati. Mendengarnya.

Aku siapa? Aku makhluk yang suka menatapmu. Suka sekali. Tidak akan cukup waktu untuk mengatakan sangat suka. Tapi tidak, aku tidak datang bersama peri-peri. Aku sendiri.

Aku benar-benar tidak percaya. Dia juga menyukaiku? Setiap hari, saat hujan di malam hari aku selalu melihatnya di seberang jalan. Apakah dia datang hanya untuk melihatku? Aku benar-benar bahagia. Tapi, jika tanpa peri-peri dia bisa bercahaya, siapakah dia? Malaikat? Tidak, malaikat tidak akan menemuiku. Karena aku, tidak memiliki sayap.
***
Di musim hujan ini, hari demi hari pun berlalu, hujan setiap hari, setiap malam tanpa henti. Membuat aku semakin menyukai hujan. Juga, semakin menyukainya. Hingga hari ini, peri hujan mengingatkanku, ini adalah hari terakhir musim hujan. Aku pun khawatir, bagaimana jika tidak akan ada lagi hujan di malam hari? Apakah dia akan berhenti mengunjungiku? Meski hanya bertatapan dari seberang jalan. Hari ini aku harus membuatnya menyampaikan perasaannya. Dia datang setiap hari, mengatakan suka menatapku. Dia pasti menyukaiku khan? Aku pun menggunakan radar neptunus.

Hari ini adalah hari terakhir di musim hujan. Kenapa kau hanya datang saat hujan malam hari? Apakah esok, hari pertama, di musim panas, kau akan mengunjungiku? Kenapa kau berkata suka menatapku, tapi tidak melangkah untuk menatapku dari dekat? Kenapa?

Aku berharap kali ini dia akan melangkah menyeberangi jalan. Membuka jendela di sampingku berdiri. Menatapku. Dan tentunya, menyatakan perasaannya. aku sudah lelah menunggu di sepanjang musim hujan. Biarkan aku bertugas dalam penantian, dan aku harap dia bertugas dalam pernyataan.

Aku menyukaimu. Sangat menyukaimu. Tidak akan cukup waktu untuk mengatakan, aku sangat menyukaimu. Tapi aku, tidak akan melangkah mendekatimu. Tidak sekarang, apalagi esok, terlebih lagi selamanya. Aku menyukaimu, tapi tidak untuk melangkah mendekatimu, mendekapmu. Itu karena kita berbeda. Perbedaan itu membuat kita tidak akan bisa melangkah bersama. Karena aku, aku adalah seorang malaikat bersayap, yang tidak mungkin bersamamu, malaikat tanpa sayap.

Aku tersentak. Kata-kata ”tanpa sayap” selalu membuat aku tidak berdaya. Tapi aku berusaha menyangkal.

Bohong! Kau bukan malaikat bersayap! Jika kau adalah malaikat bersayap, kau tidak mungkin bisa bertahan di tengah hujan. sayap malaikat tidak akan bisa mengepak di tengah hujan. malaikat bersayap tidak menyukai kegelapan malam! Katakan siapa kau sebenarnya dan apa maumu?!

Aku mulai menangis. Lelaki yang kusebut ”malaikat” itu tersenyum penuh kemenangan. Senyum yang tak samar bahkan di tengah hujan yang semakin deras. Perlahan, tampak sayap mengepak dari punggungnya. Sepasang sayap yang samar oleh kegelapan. Atau lebih menyamarkan kegelapan di sekitarnya?

Berhentilah menangis! Dia adalah malaikat bersayap hitam! Bukan malaikat bersayap yang lahir dari bintang malam. Tapi dia malaikat bersayap hitam, yang lahir dari lubang hitam angkasa! Dia akan menyerap sebongkah hati yang tulus mencintainya. Jangan menangisinya! Tangismu adalah kekuatannya!

Peri-peri di sekitarku berteriak panik, sementara aku sudah terlanjur menangis karena tulus mencintainya.

Kau tahu, kenapa aku sangat suka menatapmu? Karena aku tahu, meski kau tidak bersayap, kau memiliki sebongkah hati yang tulus seperti yang dimiliki oleh malaikat bersayap. Kau tahu, apa yang lebih aku sukai lebih daripada tatapanmu? Sebongkah hatimu, sebongkah hati yang kini akan mati dalam dekapanku.
Malaikat bersayap hitam pun mendekap hatiku. Menerbangkannya pada lubang hitam angkasa. Membuatnya menjadi puing-puing dalam dimensi lain. Kini, aku tidak lagi memiliki hati. Karena yang aku serahkan bukan hanya sebongkah hati, tapi seutuh hatiku.

Hujan bertambah deras, sangat deras. Baguslah. Kini aku bisa menemukan dua alasan kenapa aku menyukai hujan. Pertama, karena hujan menyamarkan bayanganku yang menatapnya. Dan, kedua, hujan menyamarkan air mataku, yang tulus, sangat tulus, tidak akan cukup waktu untuk mengatakan bahwa air mata ini sangat tulus mencintainya. Malaikat bersayap hitam.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

AKU MENYUKAIMU, DI MUSIM PANAS INI...



Aku menyukaimu. Kalimat itu begitu sederhana.
tapi bagaimana jika kalimat itu terucap, setelah begitu lama hatimu tergeletak menjadi sebongkah punah?
bagaimana jika kalimat itu ingin terucap di depan seseorang...
seseorang yang pernah kamu tulis di diarymu sebagai "pangeran berkuda putih"?
bagaimana jika kalimat sederhana itu begitu ingin terucap, tapi tidak, tidak akan pernah terucap?
seolah musim panas ini menjadi saksi dan membuat meleleh susunan kata sederhana itu,
aku menyukaimu...

bagaimana jika kata-kata aku menyukaimu, sulit terucap, ketika,
kamu dengan kesempurnaanmu, dengan senyuman yang hanya untukku
dan aku dengan keteguhanku, untuk tidak akan mengejarmu
serta kita, kita dengan segala perbedaan yang ada...
akankah musim panas melelehkan perbedaan itu?
akankah "aku menyukaimu" terucap?

kamu, ya kamu, kamu yang tersenyum lebih terik dari mentari musim panas,
apakah kamu ingin menyalahi aturan sang waktu?
kamu tampak begitu putih, serupa malaikat bertabur debu peri
debu peri yang mengubah musim panas ini...
menjadi musim semi di hatiku...


bagaimana jika kata-kata aku menyukaimu, sulit terucap, ketika,
kamu dengan kesempurnaanmu, dengan senyuman yang hanya untukku
dan aku dengan keteguhanku, untuk tidak akan mengejarmu
serta kita, kita dengan segala perbedaan yang ada...
akankah musim panas melelehkan perbedaan itu?
akankah "aku menyukaimu" terucap?


sang waktu sempat memisahkan kita, cukup lama
kamu bukan lelaki yang selalu memantauku, tidak juga aku
dan kita hanya saling diam, untuk waktu yang lama
hingga sang waktu mempertemukan kita, di musim panas ini
kamu memanggil namaku begitu ceria, kamu tersenyum, lalu memegang tanganku
melelehkan hatiku,
merusak denyut jantungku

ini musim panas, aku tidak sedikit pun kedinginan, hanya saja..
tanganku terdiam dalam genggamanmu
tidak dengan tanganmu, senyummu...
yang mengisyaratkan kerinduan
meniupkan angin musim dingin di hatiku,
merusak denyut jantungku


bagaimana jika kata-kata aku menyukaimu, sulit terucap, ketika,
kamu dengan kesempurnaanmu, dengan senyuman yang hanya untukku
dan aku dengan keteguhanku, untuk tidak akan mengejarmu
serta kita, kita dengan segala perbedaan yang ada...
akankah musim panas melelehkan perbedaan itu?
akankah "aku menyukaimu" terucap?


hingga di musim panas hari ini, kita pun berdiri berhadapan
saling tersenyum, melangkah mendekat,
awan bergerak menjauh, menyibak langit musim panas
seolah awan itu menyerah
seolah musim panas telah kalah
ketika tatapanmu, yang bisa membuat hatiku meleleh
mengalahkan musim panas

hingga sedekat ini, langkah kita terhenti
tidak berkata, saling tersenyum
saling mengerti, tidak akan pernah ada yang mengalah

kamu dengan keteguhanmu yang tidak akan mendahului langkahku
aku dengan keteguhanku yang tidak akan mengejarmu
kita dengan keteguhan,saling menyukai dan biarkan waktu yang mengalah
biarkan musim panas berganti

aku menyukaimu, kalimat itu begitu sederhana
tapi bagaimana jika itu hanya tersampaikan lewat senyum, genggaman tangan, dan langkah...
langkah yang kalah oleh musim panas
langkah yang terhenti, meleleh...
ketika tahu kita saling menyukai di musim panas ini,
tapi tidak satupun bisa berkata,
"aku menyukaimu, di musim panas ini"






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS