SATU-SATUNYA LELAKI
Lelaki tanpa kemeja, kaos dengan warna polos
Tatapannya sinis menggoda
Terduduk menatapku
Saat itu dia bukan satu-satunya lelaki yang menatapku
Bukan pula satu-satunya lelaki yang menyebalkan
Aku pun menyingkir dari tempat itu
Karena saat itu, dia bukan satu-satunya lelaki
Lelaki itu menggodaku, mengejekku. Menyebalkan.
Lelaki itu membuatku merengek. Sial, ejekanku kalah.
Aku pun mengenal lelaki itu
Lelaki yang menyebalkan dan membuatku penasaran
Apakah dia satu-satunya lelaki?
Lelaki itu terduduk di sampingku
Lalu aku bersandar di bahunya
Saling berpegangan tangan erat
Lalu mencoba bertukar manisnya kecupan
Semua terjadi begitu saja
Karena dia, satu-satunya lelaki yang aku pacari
Lelaki itu berdiri dengan baju yang basah
Aroma tak enak pun melekat di bajuku
Tak apa, karena di musim hujan itu
Dia, satu-satunya lelaki yang benar-benar ingin bertemu denganku
Meski hujan dan jarak menjadi tembok pemisah
Dia, satu-satunya lelakiku
Lelaki itu tertawa lepas, mengalahkan bising hujan
Aku masih ingat bagaimana caranya tertawa
Deretan giginya yang sempurna, satu alisnya terangkat
Hanya karena menggodaku
Aku tidak akan menyangka
Dia, satu-satunya lelaki, yang suatu saat akan kubunuh tawanya
Lelaki itu memelas di telepon
Aku tak kalah memelas ingin berpisah
Kadang, cinta yang terlalu sempurna membuatku jenuh
Jenuh untuk terikat, tidak jenuh untuk tetap mencintai
Satu-satunya lelaki itu berkata..
”sebenarnya aku adalah bagian dari kamu, tapi kamu ga pernah menyadari itu”
Aku mengelak, aku tak sempurna untuk menjadi bagian darinya
Kita pun berpisah berulang kali
Saat itu, dia...
Satu-satunya lelaki yang pernah kubuat menangis
Lelaki itu memutar cepat sang waktu
Dan aku, bukan lagi ”flower in the desert” untuknya
Hatiku mengira semua akan kembali lagi, meski berpisah berulang kali
Tapi tidak, berulang kali dia melupakanku
Satu-satunya lelakiku, kemana perginya?
Raga lelaki itu bersembunyi dalam kegelapan
Menyeret serta bayangannya agar tak tertangkap olehku
Tanpa tawa lepasnya, tanpa tatapannya untukku
Dengan hatinya yang kucabik, dengan jiwanya yang kuhunus
Dia, satu-satunya lelaki yang pernah benar-benar kulukai
Dia, satu-satunya lelaki yang benar-benar aku cintai
Satu-satunya lelaki, yang kunanti sampai kapan pun...
0 Response to "SATU-SATUNYA LELAKI"
Posting Komentar
blog ini memiliki kutukan, jika anda tidak memberikan komentar setelah membaca blog ini, maka anda akan mengalami sembelit 7 turunan... makanya komen yax! *fufufu... tertawa licik*